Selebritis Bersenjata (TNI-POLRI vs TPN-OPM)
Pendekatan damai Papua merupakan jalan yang haram bagi para pengangkat
senjata. Walaupun dari sisi jumlah personil maupun peralatan perang,
beda jauh. Tapi, hal inilah yang bikin penembakan di Papua kian tak
teratasi. Wah, tidak seimbang saja susah diatasi apalagi kalau TPN
dipersenjatai lengkap seperti TNI maupun Polisi?. Tentu saja hal aneh
bagi publik bila ketidak seimbangan logistik terus dipelihara demi
pengalihan isu. Ah, yang penting jadi selebriti di media masa toh?.
Pendekatan senjata pun bertolak belakang dengan semangat mewujudkan
Papua yang telah dicanangkan baik TPN maupun Pemerintah. Dimana kedua
belah pihak sepakat membangun suhu perundingan sebagai solusi
penyelesaian Papua. Terkait perundingan lihat laporan khusus saya disni.
Berbeda dengan TPN/OPM ( yang sering muncul di media masa ), menyambut
gayung kontak senjata dengan berbagai statemen. Perlu untuk klarifikasi
masalah dari pihak TPN untuk menyeimbangkan pemberitaan. Hal ini yang
bikin beberapa hari terakhir ini nama seorang Lamberth Pekikir muncul di
permukaan. Sosok yang dibesar-besarkan oleh media masa ini memang
“doyan” berkomentar di surat kabar walaupun dia ( Lamberth ) sendiri
selama ini hanya tenang-tenang saja di markasnya. Dia cenderung memilih
memamerkan pasukan dan persenjataanya kepada media.
Begitu juga, kontak senjata dengan senjata modern patut dipertanyakan.
Mengapa? ya, darimana senjata pasukan Papua didapat. Lalu darimana
peluru di kirim ke markas Papua. Jalur distribusi Papua belumlah merata
seperti di Indonesia bagian lainnya. Tapi harus ingat, TPN OPM sangat
hati-hati mengeluarkan tembakan. Bagi mereka, satu peluru satu nyawa.
Karena mendapatkan lima peluru saja bisa sampai satu tahun. Apalagi
senjata sudah merupakan istri pertama setiap prajurit TPN yang
memegangnya.
Proyek Pengalihan Isu
Baik TPN OPM maupun TNI POLRI sama-sama memegang prinsip masing-masing.
Akibat kepala kras kedua kubu akhir-akhir inilah yang menyumbang surga
konflik Papua kian membara. NKRI harga mati versus hidup Papua, dua
kontradiksi yang sampai sekarang didominasi dengan saling klaim yang
berujung pada kontak senjata. Terakhir baku tembak di perkampungan dekat
tebing (dibalik gunung grasberg ) freeport, kampung Eduda Paniai Papua.
Seorang polisi tertembak sedangkan 500 warga sipil setempat mengungsi
ke huta untuk melindungi diri.
Kontak senjata di Papua sengaja diangkat-angkat guna mencederai
penyelesaian masalah Papua dengan jalan damai. Padahal, pemerintah
Indonesia sudah komit dialog dengan pendekatan damai tetapi aktivitas
kekerasan kian meningkat. Begitu pula TPN/OPM sama saja tidak ambil
pusing dengan perdamaian. TPN yang dimaksudkan disini adalah yang
cenderung muncul di surat kabar mengumbar statemen tak jelas arahnya dan
sama sekali tidak tahu menahu proses yang dilakukan demi perundingan
terwujud.
Pengalihan isu memang meningkatkan pamoritas kedua kubu ( bersenjata ).
Selebriti pun tak kalah penting dengan munculnya sosok TPN/OPM maupun
TNI-POLRI yang terus mengudara. Karena tujuannya hanya untuk memenuhi
target sebagai selebriti, maka tak salah bila penguasa yang berwenang
memanfaatkan kedua kubu untuk dijadikan sapi perahan pengalihan isu
semata.
Ya, perundingan maupun dialog sudah diteken berbagai pihak sebagai
solusi atasi Papua. Janganlah mengada-ngada bila ingin angkat senjata
hanya untuk menjadi selebriti di media-media baik dalam negeri maupun
luar negeri.
0 komentar:
Posting Komentar