Kapolda Papua Irjen Bigman L Tobing, seperti diberitakan TRIBUNnews.com, menjelaskan, Mako Tabuni tewas diterjang peluru aparat saat hendak diamankan anggota Tim Khusus Reskrim Polda Papua di simpang tiga pangkalan ojek, Perumnas 3 Waena, Jayapura, Provinsi Papua.
Menyusul tewasnya Mako Tabuni, sekelompok orang melakukan kekerasan. Empat orang korban luka. Mereka adalah Indra, Endi Karapa, Jabar Marzuki, dan Abdul Azis.
Siapakah Mako Tabuni? Belum banyak penjelasan mengenai pria berwajah Papua ini. Mako Tabuni tercatat sebagai Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Tujuan komite ini jelas, memperjuangkan kemerdekaan Papua. Logo organisasi KNPB berlatar belakang merah, dengan gambar bintang dan Pulau Papua.
Mako Tabuni diberitakan website Central Democracy, sebuah lembaga demokrasi, HAM, dan kemerdekaan tertanggal tanggal 9 April 2012.
Banyak Berita lain terkait Mako Tabuni Versi Indo-Media
- Kronologi Rusuh Waena Jayapura
- Penemuan Dokumen Papua Merdeka
- Papua Aman, kata Istana
- SBY Curigai Pihak Asing
Di situ, Mako Tabuni --pria asal Wamena-- dikutip mengatakan: “Kami tidak pernah lupa akan sejarah bangsa Papua Barat, sehingga KNPB dibentuk sebagai media untuk memediasi dan menyuarakan aspirasi rakyat Papua Barat, dan menghidupkan kembali sejarah yang dulu pernah ada.”
Mako Tabuni menjelaskan, Komite Nasional Papua Barat atau KNPB didirikan sejak tahun 1961 silam oleh "tokoh-tokoh nasionalis Papua".
Selama ini, publik mengenai organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Papua adalah OPM atau Organisasi Papua Merdeka.
Mako Tabuni menjelaskan tentang KNPB di Lapangan Makam They Eluay, salah satu tokoh Papua yang tewas 10 November 2001. Makam itu terletak di Sentani.
Ribuan orang dilaporkan hadir ketika Mako Tabuni berbicara.
They adalah salah satu pemimpin Papua. Secara resmi ia Ketua Presidium Dewan Papua. Kematiannya yang misterius menimbulkan pertanyaan. Sampai sekarang.
Mako Tabuni menjelaskan, pada tahun 1961 KNPB sudah lahir dengan nama Komite Nasional Papua (KNP). Tujuannya, kata dia, memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat menjadi sebuah negara yang merdeka dan berdaulat.
“Kami hanya mengganti nama KNP menjadi KNPB, namun cita-cita perjuangannya sama, yakni perjuangkan kemerdekaan Papua Barat,” ujarnya kepada wartawan.
Mako Tabuni meyakini, sesuai dengan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa daerah-daerah jajahan di seluruh dunia harus dibebaskan, dan dibiarkan membentukan negara dan pemerintahaan sendiri.
“Wujud nyata dari perjuangan tersebut, KNP melahirkan New Guinea Raad atau perwakilan Papua untuk perjuangkan hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua Barat,” ujarnya seperti dikutip website Central Democracy.
Untuk itu, kata Mako, saat ini KNPB hanya menghidupkan kembali lembaga yang dulu pernah ada tetapi mati karena adanya perjanjian New York Agreement, dan proses pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang dianggap tidak demokratis.
Sebelum Mako Tabuni tewas, Papua terus memanas. Muncul sejumlah kasus penembakan misterius. Korbannya, antara lain, warga negara Jerman, seorang tukang ojek, dan seorang PNS Kodam setempat, serta tentara. Seorang mahasiswa tewas dikeroyok.
Belum ada penjelasan, apakah Mako Tabuni dan kelompok berada di belakang berbagai kasus kekerasan itu.
Di Jakarta, hari Kamis ini, Kepala Bagian Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Pol Sutarman mengatakan Polri sudah memiliki data siapa saja yang terlibat kerusuhan di Papua.
Saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, ia mengatakan pihaknya akan pihaknya tengah melakukan penangkapan-penangkapan terhadap pelaku.
"Kita akan bersihkan seluruhnya. Seperti Aceh kemarin, kita turunkan tim, kelompok kita tangkap seperti di Aceh, sekarang kondusif," katanya.
Mengenai Mako Tabuni, Sutarman mengatakan Polri sudah menemukan kaitan Mako dengan sejumlah penyerangan dan pembunuhan di Papua.
Kekerasan di Papua belakangan ini bukan cuma di Jayapura, ibu kota Papua Barat. Rabu (13/6/2012) kemarin, 21 orang terluka terkena panah akibat bentrokan dua kelompok masyarakat di Kwamki Lama, Mimika.
Ikuti berita "Papua Memanas Versi Media Indoneseia" di sini
- Polisi Temukan Pistol dan Peluru Dalam Tas Mako Tabuni
- Kronologi Rusuh Waena Jayapura
- Kapolda Papua: Rusuh Papua Akibat Penangkapan Mako Tabuni
- Polres Jayapura: Belum Ada yang Ditangkap Terkait Kerusuhan
- Penggerebekan Markas OPM
SEJAK 29 Mei-10 Juni 2012 terjadi tujuh kasus penembakan yang menewaskan warga sipil, aparat hingga turis asal Jerman bernama Pieter Dietmar Helmut (29/5), seorang pelajar SMU, Gilbert FM (4/6), dan sehari sesudahnya (5/6) anggota TNI, Pratu Doengki Kune.
Hari yang sama, jatuh korban warga sipil yaitu Iqbal Rivai serta Ardi Jayanto. Hari berikutnya, 6 Juni 2012, korbannya PNS Kodam Cenderawasih, Arwan Apuan, yang disusul penembakan terhadap Satpam Supermarket, Tri Sarono pada Minggu malam lalu (10/6).
Di Kampung Kulirik, Distrik Mulai, Kabupaten Puncak Jaya, seorang guru SD Inpres Dondobaga, Anton Arung Tambila juga ditembak oleh orang tak dikenal (OTK) pada 29/5 saat berada di warung kelontong.
0 komentar:
Posting Komentar