[JAYAPURA] Sekretaris Jenderal (Sekjen) Tentara Pembebasan
Nasional Papua Bara-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), mengakui bahwa
senjata anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), berada di tangan mereka.
Salah satu senjata TNI yang dimiliki TPN-OPM, adalah senjata yang dirampas dari tangan Letda I Wayan Sukarta, pada 25 Juni lalu. Dalam peristiwa itu, Wayan Sukarta, yang sedang dalam perjalanan pulang dari tugas ke Distrik Jigonikme, Kabupaten Puncak Jaya, tewas ditembak anggota TPN-OPM. Wayan Sukarta, saat itu bersama dua anggotanya, Prada Andi dan Prada Supiyoko menggunakan mobil ford ranger, bersama sopir, Tono. Tono juga ikut tewas ditembak TPN-OPM.
“Ya, senjata itu ada di markas kami,” kata Sekjend TPNPB-OPM, Anton Tabuni kepada SP, Senin (8/7). Menurutnya, penembakan itu dilakukan karena perjuangan TPNPB-OPM untuk menuntut kemerdekaan.
“Pemerintah Indonesia tidak mau mengakui kedaulatan kami, kami harus terus berjuang,” katanya
Anton Tabuni meminta, TNI jangan main tembak masyarakat sipil. “Kalau mau cari kami, silahkan saja, tapi jangan tembak warga sipil,” ujarnya.
Sementara Kabid Humas Polda Papua Kombe Pol I Gede Sumerta Jaya mengatakan, penembakan terhadap Wayan Sukarta dan Tono, terjadi di tikungan jembatan beton, jalan trans arah Puncak Jaya ke Kabupaten Tolikara. "Terjadi kontak senjata, pelaku diduga lebih dari 7 orang, dan mereka merampa senjata laras panjang," kata Gede Sumerta Jaya.
Pada saat terjadi kontak senjata, tambahnya, Andi dan Supiyoko, sempat meminta bantuan ke Pos Ilu. Namun, ketika bantuan datang, Wayan Sukarta dan Tono sudah meninggal.
Selain merampas senjata, para pelaku juga membakar mobil ford ranger DS 8832 KA, yang dikendarai Wayan Sukarta dan anggotanya. Kekerasan bersenjata terus terjadi di Papua. Korban berjatuhan baik di kubu OPM, TNI, Polri, bahkan warga sipil .
Dalam catatan SP, kekerasan antara 16 Juni hingga 1 Juli 2013, menewaskan dua warga sipil dan satu anggota TNI.
Pada 16 Juni, ratusan warga merusak dan membakar Markas Polres Pegunungan Bintang. Kasus ini diduga akibat perkelahian antara anggota polisi dengan warga. Akibatnya, seorang anggota polisi mengalami luka-luka akibat terkena panah dan satu orang warga terkena luka tembak di kaki.
Tanggal 1 Juli 2013, bendera Bintang Kejora dikibarkan di Puncak Jaya dan Keerom, saat perayaan HUT Papua Barat. Seorang gadis belia asal Tiom, Lany Jaya, bernama Arlince Tabuni (12) tertembak dan meninggal, Senin (1/7) di Desa Popomi, Distrik Tiom, Lany Jaya. [154]
Salah satu senjata TNI yang dimiliki TPN-OPM, adalah senjata yang dirampas dari tangan Letda I Wayan Sukarta, pada 25 Juni lalu. Dalam peristiwa itu, Wayan Sukarta, yang sedang dalam perjalanan pulang dari tugas ke Distrik Jigonikme, Kabupaten Puncak Jaya, tewas ditembak anggota TPN-OPM. Wayan Sukarta, saat itu bersama dua anggotanya, Prada Andi dan Prada Supiyoko menggunakan mobil ford ranger, bersama sopir, Tono. Tono juga ikut tewas ditembak TPN-OPM.
“Ya, senjata itu ada di markas kami,” kata Sekjend TPNPB-OPM, Anton Tabuni kepada SP, Senin (8/7). Menurutnya, penembakan itu dilakukan karena perjuangan TPNPB-OPM untuk menuntut kemerdekaan.
“Pemerintah Indonesia tidak mau mengakui kedaulatan kami, kami harus terus berjuang,” katanya
Anton Tabuni meminta, TNI jangan main tembak masyarakat sipil. “Kalau mau cari kami, silahkan saja, tapi jangan tembak warga sipil,” ujarnya.
Sementara Kabid Humas Polda Papua Kombe Pol I Gede Sumerta Jaya mengatakan, penembakan terhadap Wayan Sukarta dan Tono, terjadi di tikungan jembatan beton, jalan trans arah Puncak Jaya ke Kabupaten Tolikara. "Terjadi kontak senjata, pelaku diduga lebih dari 7 orang, dan mereka merampa senjata laras panjang," kata Gede Sumerta Jaya.
Pada saat terjadi kontak senjata, tambahnya, Andi dan Supiyoko, sempat meminta bantuan ke Pos Ilu. Namun, ketika bantuan datang, Wayan Sukarta dan Tono sudah meninggal.
Selain merampas senjata, para pelaku juga membakar mobil ford ranger DS 8832 KA, yang dikendarai Wayan Sukarta dan anggotanya. Kekerasan bersenjata terus terjadi di Papua. Korban berjatuhan baik di kubu OPM, TNI, Polri, bahkan warga sipil .
Dalam catatan SP, kekerasan antara 16 Juni hingga 1 Juli 2013, menewaskan dua warga sipil dan satu anggota TNI.
Pada 16 Juni, ratusan warga merusak dan membakar Markas Polres Pegunungan Bintang. Kasus ini diduga akibat perkelahian antara anggota polisi dengan warga. Akibatnya, seorang anggota polisi mengalami luka-luka akibat terkena panah dan satu orang warga terkena luka tembak di kaki.
Tanggal 1 Juli 2013, bendera Bintang Kejora dikibarkan di Puncak Jaya dan Keerom, saat perayaan HUT Papua Barat. Seorang gadis belia asal Tiom, Lany Jaya, bernama Arlince Tabuni (12) tertembak dan meninggal, Senin (1/7) di Desa Popomi, Distrik Tiom, Lany Jaya. [154]
0 komentar:
Posting Komentar